Kamis, 21 Oktober 2010

9 Kepribadian Balita

http://www.bayisehat.com/child-development-mainmenu-35/761-9-kepribadian-balita.html

MENGASUH si kecil tidak akan pernah ada bosannya karena bayi atau balita sering menunjukkan beragam sifatnya. Perasaannya gampang berubah-ubah mulai dari pemalu, serius, cerita atau ingin tahu. Apa saja kepribadian balita?
Meski masih kecil menurut konsultan anak Su Laurent dalam bukunya 'Your Baby Month by Month' yang diterbitkan Esensi seperti dikutip Jumat (24/9/2010), balita sudah memiliki kepribadian.
Ia menyarankan sebaiknya orangtua tidak memberikan julukan seperti anak cerewet atau mengkelkan karena perilaku anak bisa berubah-ubah. Julukan yang melekat bisa mempengaruhi cara anak melihat dirinya tumbuh.
Berikut 9 kepribadian balita yang bisa berubah-ubah dalam satu yang menunjukkan perubahan emosinya:

1. Pemalu
Balita sangat tergantung pada pengasuh utamanya sehingga sering timbul rasa khawatir terhadap orang asing. Jika kondisinya seperti ini sebaiknya jangan paksa anak berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.

2. Penyayang
Balita sangat menyayangi orang yang mengasuhnya dan ia akan membalasnya dengan kasih sayang seperti memeluk atau mencium.

3. Pencari Perhatian
Balita selalu ingin diperhatikan. Ia suka jika diajak bermain, bercengkerama atau saling memeluk. Jika ia tidak mendapatkannya, ia akan berusaha sendiri untuk mendapatkannya.

4. Semangat Bermain
Balita sangat suka menjelajahi lingkungan sekitarnya dan ia akan melakukan apa saja agar bisa bermain dengan hal-hal baru yang didapatinya
.

5. Penentang
Balita seperti ini kadang menjengkelkan karena sukanya berteriak keras dan menjerit-jerit atau seperti dalam suasana 'perang'. Menghadapinya harus dengan tenang dengan cara mengalihkan perhatiannya dan jangan ikut-ikutan dalam suasana 'perang' itu.

6. Sibuk
Keingintahuannya yang tinggi membuat balita selalu sibuk mencari hal-hal baru yang ingin diketahuinya. Sebaiknya berikan benda yang aman untuk memenuhi rasa keingintahuannya yang tinggi.

7. Ribut
Berteriak, menyanyi, memukul atau melempar benda-benda menjadi cirinya. Orangtua sebenarnya bisa ikut bernyanyi bersama dengan cara memukul-mukul kaleng misalnya. Setelah capek balita biasanya akan berhenti.

8. Seperti bayi
Kadang-kadang ia menjadi sangat manja seperti bayi berumur beberapa bulan. Jika sudah tidak menggunakan botol susu, tiba-tiba dia akan minta minum dengan botol susu. Perilaku ini adalah normal asalkan tidak keterusan.

9. Reaksioner
Balita suka hal-hal yang rutin dan tidak berubah-ubah. Dia tiba-tiba jadi suka pakai kaos yang sama dari hari ke hari atau makan makanan yang itu-itu saja.

Menghadapi 5 Sifat Khas Balita

http://www.bayisehat.com/child-development-mainmenu-35/760-menghadapi-5-sifat-khas-balita.html

ADA alasan mengapa anak balita mulai menunjukkan sifat egois, agresif, bossy, tapi juga suka menyendiri, dan bahkan pemalu. Semuanya wajar asalkan tidak menetap dan sampai menghambat pengembangan dirinya.
Untuk itulah sifat-sifat khas tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menempati porsinya yang pas dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk berkembang sebagai karakter anak. Nah, bagaimana mengintervensi ke-5 sifat tersebut?

1. EGOSENTRIS
Sifat yang umumnya muncul pada usia 15 bulanan (atau saat anak sudah sadar akan dirinya/self awareness) ini disebabkan oleh ketidakmampuan si kecil dalam melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari kaca mata dirinya. Lantaran sifat ini juga, anak balita selalu “here and now.”
Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga alias tidak mau menunggu. Misal, saat ia minta es krim pada malam hari ya dia enggak mau tahu harus mendapatkannya saat itu juga. Contoh lain, si kecil merebut mainan temannya. Meski temannya menangis, ia tidak peduli karena ia “berprinsip” “saya suka, saya mau, maka saya harus dapatkan”
Bila dilihat dari perkembangan kognitif, sifat egois akan menghilang saat usia anak 6 tahun. Karena semakin besar anak, lingkungan sosial akan menuntut anak untuk sadar akan lingkungan, selain sadar diri. Nah, pada saat usianya menginjak 3 tahun, sebenarnya anak sudah mulai sadar akan tuntutan sosial tersebut namun perlu stimulasi dari orangtua.
Egosentris yang dibiarkan terus---dalam arti anak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa mempertimbangkan adanya aturan-aturan sosial---bisa menetap sampai si kecil beranjak dewasa dan anak akan dicap buruk oleh lingkungan.

Cara menyiasati
Memang masih agak sulit balita diberi pengertian. Meski ada beberapa anak yang sudah bisa. Namun bagaimanapun di usia balita ini orangtua sudah harus menerapkan aturan-aturan disertai pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginan anak harus terpenuhi. Pada contoh kasus es krim di atas, berilah anak pengertian. Misalnya, ”Hari sudah malam, Dek. Mataharinya juga sudah tidur dan tokonya tutup. Saat mataharinya bangun pagi nanti, baru kita bisa beli es krim.” Jadi, yang penting adalah aturan harus diberikan secara konsisten.

2. BOSSY ATAU SUKA PERINTAH
Bossy sebenarnya masih berhubungan dengan sifat egosentris. Sifat ini merupakan kelanjutan dari usia bayi di mana anak sebelumnya selalu diladeni. Saat memasuki usia balita dimana anak sudah tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan orang dewasa---dalam arti ia sudah bisa jalan, bicara, dan melakukan apa pun yang diinginkannya---anak merasa memiliki otonomi. Sikap otonom ini sering dibarengi dengan sikap menyuruh orang lain demi mendapatkan apa yang diinginkan. Seperti, “Mbak, ambilin susu” atau “Bukain sepatu.” Kondisi ini bisa “diperparah” bila ada model orang dewasa di sekitar anak yang selalu bersikap bossy, atau memang anak tidak dibiasakan mandiri.
Yang jelas, sifat bossy tidak akan menghilang dengan sendirinya. Karena anak merasa keenakkan. Ngapain capek-capek melakukan sesuatu kalau hanya dengan menyuruh saja, ia mendapatkan apa yang diinginkan? Perilaku suka perintah di usia balita jadi bisa dianggap lucu. Tapi begitu anak sudah lebih besar lagi, percaya deh kalau sifat itu akan menjengkelkan banyak orang sehingga ia akan dijauhi teman-temannya.

Cara menyiasati
Ajarkan kemandirian (dari hal-hal sederhana) secara bertahap seperti cuci tangan sebelum makan, makan sendiri, buka sepatu dan lain sebagainya.
Jangan menampilkan sikap bossy pada siapa pun (termasuk pada PRT) karena si kecil akan mudah “terinsiprasi” untuk bertingkah laku yang sama.
Bila anak sudah kadung bossy dan terbiasa main suruh, coba bangun kemandiriannya dan dorong ia untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Misal, “Dek coba yuk buka sepatunya sendiri. Mama temani.”

3. AGRESIF
Sifat ini sebetulnya sudah tampak sejak usia bayi (terutama pada bayi dengan temperamen sulit). Namun akan semakin kerap kemunculannya di usia balita. Si kecil merasa keinginannya tidak dipahami oleh orang dewasa (berkaitan dengan komunikasi anak balita yang masih terbatas). Agresivitas juga dapat muncul karena kebiasaan. Misal, anak belajar dari pengalamannya jika ia berteriakteriak atau melempar barang maka orang akan memenuhi apa pun yang ia inginkan. Atau kalau ia memukul temannya, maka si teman akan memberikan mainan yang diinginkan kepadanya.
Sifat agresif yang tidak diantisipasi bisa menjadi habituasi dan berlanjut hingga usia dewasa nanti. Di saat usia anak tentunya ia akan dijauhi teman-teman, dicap nakal, sehingga pada akhirnya anak sendiri akan menerima bahwa dirinya “trouble maker” hingga ia besar nanti.

Cara menyiasati
Saat anak tantrum, peluk atau pegang tangan/badannya. Biarkan ia marah. Setelah kemarahannya reda orangtua bisa tanyakan penyebabnya sesuai dugaan atau perkiraan orangtua. Misal, “Adik pasti sedang marah sekali ya karena ibu tidak beli es krim buat kamu sekarang? Ibu tahu, adik ingin es krim. Tapi hari sudah malam, mataharinya sudah tidur dan tokonya sudah tutup. Kalau mataharinya sudah bangun dan tokonya buka, kita nanti beli sama-sama, ya?” Dalam keadaan emosional, anak balita akan bingung mengatakan apa penyebab rasa kesalnya. Lebih baik, kita yang mendefinisikan perasaannya. Cara ini membuat anak merasa dipahami perasaannya.
Jangan menanggapi agresivitas anak dengan cara yang agresif pula. Contoh, saat ia memukul temannya, jangan kita malah mencubit anak untuk menghentikan aksinya itu. Benar sih anak tidak akan meneruskan pukulannya, namun anak justru memperoleh gambaran bahwa sikap kasar itu diperbolehkan.
Beri penjelasan. Memang bukan pekerjaan mudah menjelaskan pada anak balita. Karena hanya sekali diberi tahu tidak akan membuatnya patuh dan melupakan sifat agresifnya. Jangan putus asa, lama-kelamaan jika selalu dijelaskan, anak akan belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu tidak harus dengan sikap agresif.

4. PEMALU
Si kecil kerap bersembunyi di balik kaki ibu/bapak atau terusmenerus memegangi baju kita saat bertemu orang lain? Atau kala ditanya, anak memilih diam dan menundukkan kepala? Kalau memang ya, bisa jadi memang ia pemalu. Namun bisa juga karena ia takut pada orang asing atau tidak terbiasa bertemu dengan orang banyak.
Umumnya, sifat pemalu anak yang karena pembawaan pribadi (diturunkan dari orangtua yang juga pemalu dan tidak suka bersosialisasi) akan terbawa sampai dewasa. Meski tak ada dampak buruk pada anak, namun bisa membuat anak kehilangan peluang dalam dalam berbagai hal, dibandingkan dengan anak yang aktif dan berani. Sifat pemalu juga membuat anak sulit mengembangkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Cara menyiasati
Untuk menghadapi anak pemalu sebaiknya orangtua sering membawanya untuk bersosialisasi. Latih sejak dini dengan memasukkan anak pada lingkungan sosial dimana banyak anak bermain seperti di taman bermain. Awalnya mungkin anak merasa takut, jadi temani sementara waktu.
Setelah beberapa lama biasanya anak bisa ditinggal dan berbaur bersama anak-anak lainnya. Bisa juga anak diajak ke tempat-tempat pertemuan atau ketika orangtua bertemu dengan kenalan di jalan, anak bisa diminta untuk mengenalkan dirinya atau menyapanya. Misal, “Sayang, kenalin nih. Ini tante Diba. Ayo salam. Beri tahu siapa nama Adek.”

5. PENYENDIRI
Sifat penyendiri pada usia balita---selain dikarenakan perkembangan kognitif anak dalam melihat sesuatu masih dari sudut pandangnya sendiri---perkembangan sosialnya pun masih belum berkembang baik. Anak baru mulai sadar akan adanya tuntutan dari lingkungan sosial di usia 3 tahun ke atas. Lantaran itulah, saat bermain, anak tampak soliter (lebih suka bermain sendiri) meski ada teman di sampingnya. Sifat penyendiri akan menghilang setelah usia balita. Apalagi jika anak sudah berelasi dengan teman-temannya. Namun pada beberapa anak memang sifat penyendiri ini bisa menjadi kebiasaan yang terbawa pula sampai nantinya.
Soal dampak, sebenarnya sifat penyendiri tak jadi masalah. Bahkan hingga usia dewasa pun sebetulnya sifat ini terkadang diperlukan. Karena adakalanya manusia perlu sebagian waktu untuk menyendiri dan sebagian waktunya lagi bersosialisasi. Hanya kalau sifat penyendiri si balita sudah keterlaluan, misal, dia lebih memilih menyendiri sampai 24 jam terus-menerus, ya tidak boleh dibiarkan. Sebab anak tetap perlu beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sosial yang ada.

Cara menyiasati
Sama seperti halnya anak yang pemalu, orangtua perlu mengajak anak dalam kegiatan bersama dan bersosialisasi. Mulailah dari lingkungan orang dekat, seperti taman bermain dekat rumah yang banyak dikunjungi anak-anak tetangga, dan acara keluarga agar anak mengenal sepupu dari keluarga ayah dan ibunya. Setiap saat, ajaklah anak berkomunikasi dan jangan lupa sediakan waktu untuk mendengarkan dan menanggapi setiap ujarannya. Semakin ia percaya bahwa kita bersedia menjadi pendengarnya yang sabar, anak akan semakin berani bicara dan lebih bersikap terbuka.

Sifat Anak Menurut Astrologi


 Bayi - Aquarius

http://www.bayisehat.com/baby-names-mainmenu-68/758-astrologi-bayi-aquarius.html

Born on February 10th, 2010
BERSIAPLAH untuk penasaran dengan anak-anak Aquarius. Ia jenius dan spontan namun sensitive dan kaku. Ia adalah tipe pemimpi dan akan berusaha mewujudkan mimpi itu. Ia memiliki banyak teman dan dikenal banyak orang. Ia bisa menjadi teman yang sangat baik dan suka membantu Dunia Aquarius penuh dengan aturan. Semua hal harus terpola dan tertata. Sebagian waktu akan diluangkan untuk mengatur semau hal.
Suatu saat ia akan terlihat tidak focus, itu karena kepintarannya berkutat dengan ide-ide yang ingin ia keluarkan. Ia mungkin terlihat tidak seperti anak normal lainnya. Percayalah, ia memang anak yang luar biasa dengan segudang ide brilian.

Cara Mengukur IQ Bayi


http://www.bayisehat.com/child-development-mainmenu-35/762-cara-mengukur-iq-bayi.html
TES IQ biasanya digunakan untuk mengetes tingkat kecerdasan seseorang dan sudah mulai dilakukan pada anak usia sekolah. Tapi ternyata tes IQ juga bisa dilakukan pada bayi. Bagaimana caranya?
Ada banyak faktor yang dapat menentukan tingginya tingkat kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) pada anak, antara lain gen, usia ibu saat melahirkan, ASI, mendengarkan musik sejak dalam kandungan dan video pendidikan untuk bayi.
Dengan melakukan tes IQ sejak bayi, orangtua bisa menilai kemampuan kognitif anak sejak dini. Tapi untuk mengukur tingkat kecerdasan yang sebenarnya, orangtua harus menunggu sampai anak mendekati usia sekolah, sekitar 5 tahun.
Dilansir dari Livestrong, Rabu (22/9/2010), berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengukur IQ bayi:
1. Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
Menurut Brainy Child website, Wechsler Intelligence Scale dapat mengukur kecerdasan anak. Tes Wechsler bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Tes ini dapat dilakukan tanpa membaca atau menulis.

Pada tes Wechsler, anak diukur kemampuan pemahaman verbal, penalaran perseptual, pengolahan kecepatan dan memori, antara lain dengan mengumpulkan balok, angka atau gambar dalam pola menurut model atau meminta mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh penguji.

WISC digunakan tidak hanya sebagai tes kecerdasan, tetapi juga sebagai alat klinis. Banyak praktisi kesehatan menggunakannya untuk mendiagnosis gangguan hiperaktif (ADHD) dan ketidakmampuan belajar pada anak.

2. Tes IQ Fisher-Price
Perusahaan mainan Fisher-Price mengembangkan tes kecerdasan untuk bayi. Dorothy Einon, komisaris Fisher-Price sekaligus profesor psikologi di University of London mengembangkan tes ini untuk bayi berusia 6 bulan sampai 1 tahun.

Pada tes ini, diberikan 10 pertanyaan untuk orangtua, yang dapat membantu menentukan bagaimana perkembangan kecerdasan bayinya dibandingkan dengan kecerdasan bayi rata-rata.

Dalam tes tersebut, orangtua diminta untuk menilai perilaku bayi, seperti bagaimana bayinya bermain dengan boneka beruang, apakah sang bayi dapat memainkan jenis permainan tertentu dan bagaimana bayi menanggapi jika namanya dipanggil.

3. Bayley Scales of Infant Development (BSID)
Bayley Scales of Infant Development (BSID) secara luas digunakan untuk menilai perkembangan balita. Menurut Healthline.com, BSID digunakan untuk anak-anak dari usia 1 bulan sampai 42 bulan untuk mengukur kemampuan kognitif, motorik (halus dan kasar), bahasa (reseptif dan ekspresif) dan pengembangan perilaku balita.

Bagian kognitif dari tes ini menilai kemampuan seperti ketajaman sensori, memori belajar dan pemecahan masalah, serta vokalisasi dan pembentukan konsep-konsep matematika. Tes ini juga membantu mendiagnosa dan mengobati balita dengan cacat pertumbuhan dan keterbelakangan mental.

Tes ini terdiri dari serangkaian tugas dan permainan yang membutuhkan waktu antara 45-60 menit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut kemudian akan dikonversi dalam skala nilai dan skor komposit. Skor ini digunakan untuk menentukan kinerja anak.

Be Clever, Smart n Wise, Kid !

Jumat, 15 Oktober 2010

TABEL PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Saat ini umurku 8 bulan, beratku 10.0 kg dengan tinggi 76 cm. Aku sudah bisa berdiri berpegangan, mengambil mainan dengan tangan kiri dan kanan, menjimpit, memukulkan mainan di kedua tangan, bersuara ma...ma..ma..pa..pa...pa...dan melambaikan tangan. Gigiku belum tumbuh juga, padahal gusinya sudah keras sekali. Kapan ya gigiku tumbuh...?

Plant for The Future

Plant for The Future
Media Indonesia 14 Oktober 2010
Sawit Tanaman Energi Paling Sustainable



ANTARA/Saiful Bahri

WAGENINGEN University di Belanda menerbitkan penelitian yang menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan jenis tanaman energi yang paling efisien.

Penelitian mengenai Biomassa dan Bioenergi itu menemukan bahwa minyak kelapa sawit dari Indonesia dan Malaysia, tebu dari Brasil dan sorghum dari China menjadi tanaman energi yang paling sustainable.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti melakukan uji coba terhadap sembilan tanaman biofuel dengan beberapa kriteria sustainability termasuk erosi tanah, penggunaan air untuk tiap unit energi yang diproduksi, dan penggunaan nitrogen.

Hasilnya, minyak sawit keluar sebagai juara tanaman biofuel yang paling efisien jika dibandingkan dengan biofuel jagung dari Amerika Serikat dan gandum dari Eropa yang berada di posisi bawah.

Laporan ini juga menemukan bahwa kelapa sawit, tebu dan sorghum menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Peneliti Sander de Vries menyimpulkan, tebu dan kelapa sawit sebagai tanaman yang paling efisien dalam menghasilkan energi. Kedua tanaman ini hanya sedikit menimbulkan kerusakan lingkungan karena tidak membutuhkan banyak lahan.

De Vries juga menyoroti keunggulan utama dari tanaman kelapa sawit. Tidak seperti tanaman energi lain yang menghasilkan residu untuk proses ekstraksi minyak. (*)

Sabtu, 09 Oktober 2010

Budi, Orang TI yang Jadi Pengusaha Kapal

Dimuat di Majalah SWA yang terbit pada Senin, 04 Juni 2007
Oleh: Eva Martha Rahayu/Wini Angraeni

Bermula dari kegemaran mengutak-atik kapal motor sendiri, kini Budi Suchaeri menjadi pengusaha kapal. Dengan modal Rp 1 miliar, pada akhir 2004 ia mengibarkan bendera PT Carita Boat Indonesia (CBI) untuk memproduksi kapal kecil dan besar guna memenuhi order pasar dalam negeri dan mancanegara.

“Saya mulai dari yang kecil-kecil. Karena saya orang TI, ada teknologi, banyak software, kemudian mendesain basic-basic kapal. Awalnya, tidak terpikir jualan,” ujar lelaki kelahiran Jakarta, 5 Maret 1964, yang gemar membaca ini. Tak disangka, beberapa temannya menyukai kapal hasil kreativitasnya, sehingga minta dibuatkan.

Karena order terus mengalir, Budi ingin lebih serius menekuni dunia kapal. Untuk itu, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di PriceWaterhouse Cooper yang sudah dilakoninya selama 15 tahun dengan jabatan terakhir sebagai Manajer Teknologi Global. Awalnya, keputusan itu disayangkan teman-temannya, karena prospek bisnis kapal mereka nilai mereka kurang menjanjikan.

Namun, Budi tidak mundur. Pada 2002 ia mulai melakukan beberapa kali presentasi kepada calon pembeli perorangan dan pemerintah daerah. Tidak sia-sia. Pada 2003 pengusaha Probosutedjo memintanya dibuatkan kapal latih perikanan untuk sekolah perikanan di daerah Labuan, Banten.

Kini selain kapal-kapal nelayan kecil bercadik yang modern, kapal patroli, kapal pesiar dan kapal latih perikanan, CBI juga membuat kapal penumpang dan kapal wisata. Lebih dari 500 kapal sudah dibuatnya. Tahun 2006 saja ada sekitar 300 kapal yang diproduksi. Bahkan, pada 2007 CBI mendapat order dari Belanda untuk mengerjakan kapal pesiar.

Menurut Budi, pesanan kapal 90% dari tender, sisanya pesanan pribadi dari teman dan kenalan. Tender pertama kali di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) tahun 2005. Kala itu ia memenangi tender kapal latih kelas 60 ton sebanyak dua unit. Hebatnya, meski pemain baru, Budi mengklaim CBI sering menang tender di antara 7 perusahaan sejenis yang lebih senior. Apa rahasianya? “Sebelumnya, saya profesional di PWC. Jadi, kami kemas secara profesional dan impresif, sehingga calon pembeli tertarik,” katanya menjelaskan.

Budi pun mengaku sangat selektif mengikuti tender. Ia hanya memprioritaskan tender untuk pembuatan kapal-kapal yang bergengsi dan tingkat kesulitannya tinggi. Dengan persiapan maksimal, ia mesti yakin tender itu bakal dimenangi. Lagi pula, CBI diakui Budi kuat dalam SDM dan penguasaan teknis. “Dari jumlah tenaga kerja, kami yang paling banyak saat ini, mulai level biasa hingga doktor,” ujar lulusan Jurusan Teknik Informatika Universitas Budi Luhur, Jakarta ini. Dari sisi harga, ia menegaskan, “Saya tidak suka tender yang perang harga.” Sebab, menurutnya, ada beberapa perusahaan yang menjatuhkan harga dengan tujuan menang tender, sementara kualitas agak diturunkan.

Harga kapal yang dibanderol CBI beragam, Rp 30 juta-7 miliar/unit. Biasanya order paling banyak jenis kapal kecil berharga Rp 75 juta kelas 3 ton. Kapal ini dipakai untuk nelayan di seluruh Indonesia (Bali, Serdang Bedagai, Sibolga, Aceh, Papua).

Lokasi produksi kapal CBI bersifat fleksibel. Bisa di bengkel kerja CBI di Taman Tekno BSD, Tangerang, di galangan kapal Pantai Carita-Banten, atau di tempat klien. Waktu pengerjaan satu unit kapal 3-7 bulan. Di sana ada 200 karyawan yang terlibat dalam proses produksinya. Kadang untuk pesanan kapal yang tingkat kesulitannya tinggi, CBI juga bekerja sama dengan institusi lain, seperti Institut Teknologi Bandung, dan mendatangkan pakar. Misalnya, sekarang CBI mengerjakan pesanan kapal terbang dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Kapal jenis ini baru pertama kali akan dibuat di Indonesia. Kapal terbang ini murah, cepat, perawatannya mudah, tidak perlu pilot untuk menerbangkannya (cukup kapten kapal biasa), dan sangat cocok untuk Indonesia yang habitatnya laut.

Beberapa kapal buatan CBI dinilai Budi cukup membanggakan. Di antaranya, kapal latih 90-100 ton pesanan DKP, kapal api terbesar untuk sekolah perikanan di Tegal, kapal pesiar terbesar di Indonesia dengan panjang 28 meter yang diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (2006) sebagai kapal wisata Sungai Musi, Palembang. Namanya, K.M. Putri Kembang Dadar yang mampu mengangkut maksimal 150 penumpang.

Kapal-kapal besar, diakui Budi, value-nya besar, sehingga signifikan memberikan kontribusi income. Asal tahu saja, omset CBI tahun pertama (2005) sebesar Rp 20 miliar, tahun 2006 naik menjadi Rp 30 miliar.

Uniknya, meski omset menanjak, strategi promosi CBI masih konservatif. Pasalnya, hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. “Maklum, pembeli kapal orangnya itu-itu saja dan pemainnya juga tidak banyak,” tutur Budi mengungkapkan alasannya.

Untuk pengembangan ke depan, Budi berencana membagi bisnisnya ke beberapa divisi. Ada divisi produksi kapal sangat umum, kapal biasa-biasa saja, kapal dengan tingkat kesulitan rendah, serta kapal berteknologi tinggi. “Sampai akhir tahun ini kami masih fokus mengerjakan tiga unit order kapal terbang,” ujarnya seraya menyebut klien korporatnya, antara lain PT Inco, Freeport, Barwil dan Nation Petroleum. Selain itu, ia menegaskan, untuk membuat kapal bermutu harus ada idealisme, selain menguasai teknik kapal dan punya integritas dalam bisnis yang digeluti.

Soal bagusnya mutu kapal CBI, dibenarkan kliennya. Ramli, pelatih di DKP, mengatakan bahwa pada 2006 pihaknya memesan satu unit kapal latih nelayan. “Yang membuat CBI menang tender waktu itu, ya karena kualitas garapan kapalnya halus,” tuturnya. Harganya pun dia anggap lebih murah.

 

Jumat, 01 Oktober 2010


TUHAN YESUS BERKATA

JIKA KAU TIDAK PERNAH MERASA SAKIT,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU PENYEMBUH ?
JIKA KAU TAK PERNAH PERGI TANPA KESULITAN,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU PELEPAS ?
JIKA KAU TIDAK PERNAH MENGALAMI PENCOBAAN,
BAGAIMANA KAU DAPAT MEMANGGIL DIRIMU PEMENANG ?
JIKA KAU TIDAKPERNAH MERASA SEDIH,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU PENGHIBUR ?
JIKA KAU TIDAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU PENGAMPUN ?
Jika kau tahu segala hal,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanmu ?
Jika kau tidak pernah berada dala kesulitan,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU datang untuk menyelamatkanmu?
Jika kau tidak pernah hancur,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU dapat memulihkanmu ?
Jika kau tidak pernah menghadapi masalah,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU dapat menyelesaikannya?
Jika kau tidak pernah mengalami penderitaan,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA kau dapat melaluinya?
Jika aku tidak pernah mengoreksimu,
BAGAIMANA KAU TAHU BAHWA AKU mengasihimu ?
Jika kau punya semua kemampuan,
BAGAIMANA KAU belajar bergantung padaku ?
Jika hidupmu sempurna,
Lalu untuk apa engkau memerlukan aku ?
Tanggung Jawab Spiritual dan Sukses Bisnis
Diambil dari : http://web.bisnis.com/kolom/2id1595.html
Jumat, 10/10/2008 11:19 WIB
Tanggung jawab spiritual dan sukses bisnis
oleh : A. M. Lilik AgungMitra Pengelola High Leap Consulting, praktisi bisnis

Sosok bernama Julius Tahija telah menjadi manusia paripurna. Sebagai warga negara, Julius Tahija menunjukkan dedikasi luar biasa melalui karir militernya dengan terjun langsung dalam perang merebut kemerdekaan, dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.
Sebagai profesional bisnis, karirnya melesat jauh menembus labirin-labirin yang kelihatannya tak mungkin dikoyak dijamannya. Dia orang pribumi pertama yang memimpin langsung Caltex Pasific Indonesia.
Sebagai pengusaha, Julius mampu membiakkan bisnisnya menjadi raksasa yang disegani. Walaupun bisnisnya bukan terbesar dibidangnya, namun selalu dijadikan model tentang bagaimana menjalankan bisnis dengan benar dan berbasis pada aturan-aturan.
Tidak banyak orang tahu Austindo Group. Di bawah payung Austindo bercokol banyak perusahaan dengan empat lini usaha, yaitu jasa finansial, minyak sawit, rumah sakit, dan lainnya. Usaha dalam lini lainnya di antaranya geotermal, tobacco, power, dan resources.
Inilah kerajaan bisnis yang dibangun oleh Julius Tahija dan sekarang dipegang oleh dua orang anaknya. Di luar Austindo Group, Julius Tahija adalah pemilik Bank Niaga sebelum bank ini kena dampak krisis ekonomi 1998.
Menarik ketika pada saat bersamaan di tahun 70-an Julius membangun bisnis sendiri dan tenaganya masih diperlukan di Caltex dan Freeport. Dengan cakupan bisnis pada berbagai sektor strategis, sebenarnya pantas bila group bisnis yang dimiliki Julius Tahija melakukan kerjasama dengan Caltex dan Freeport.
Di samping bisnis pribadi Julius Tahija dijalankan dengan sangat profesional, kekuasaan jabatannya di Caltex dan Freeport memungkinkan berkongsi. Namun tindakan Tahija sudah jauh melampaui jamannya. Setiap perusahaan milik Tahija diberi instruksi keras baik lisan maupun tertulis untuk tidak mengadakan transaksi dengan Caltex atau Freeport selagi Tahija menjadi eksekutif di sana.
Prinsip bisnis
Ada beberapa prinsip bisnis yang dipegang teguh oleh Julius Tahija, baik ketika menjadi profesional ataupun menjalankan bisnis pribadi. Prinsip bisnis ini merupakan pengembangan dari etika bisnis China.
Tiga yang utama dan sangat relevan untuk kondisi kekinian bisnis di tanah air adalah, pertama, lunasi seluruh utang tepat pada waktunya. Inti dari prinsip ini sebenarnya sederhana; kepercayaan. Dalam berbisnis ketepatan membayar utang merupakan jaminan kepercayaan. Jika tertib dalam melunasi utang, dapat dikatakan perilaku pebisnis ini juga tertib dalam melayani pelanggan, tertib dalam memproduksi barang yang tidak membahayakan, tertib untuk membayar pajak dan ujungnya tertib untuk menjaga kepercayaan.
Kedua, untuk menjalin hubungan kerja yang diperlukan hanya jabat tangan. Kata-kata merupakan satu-satunya sumber kepercayaan yang harus dipegang. Kontrak bisnis memang perlu. Namun tetap di atas kontrak bisnis adalah kata-kata. Banyaknya kasus bisnis di negeri ini sebagian besar karena melanggar kata-kata yang disepakati. Tumpukan kontrak bisnis dengan menyewa pengacara alhasil hanya memperpanjang masalah yang justru menurunkan produktivitas bisnis.
Ketiga, yang boleh dibelanjakan hanyalah uang yang benar-benar sudah sah sebagai hasil keringat. Dari pengertian ini menurut Tahija uang hasil korupsi, pat gulipat, kongsi hitam dan suap jelas tidak layak untuk mengembangkan bisnis. Ataupun jika dipergunakan untuk berbisnis dipastikan bisnis demikian hanya berjangka waktu pendek dengan orientasi sesaat dan untuk tujuan hitam.
Dalam pengertian umum ada tiga peran dari seorang pemimpin, yaitu manajerial, etikal dan spiritual (Jansen Sinamo, 2004). Peran manajerial merupakan peran yang harus dilakonkan pemimpin untuk mengelola bisnisnya sesuai dengan kaidah manajemen kontemporer.
Dalam peran ini mengelola proses bisnis dari mulai perencanaan, eksekusi hingga evaluasi menjadi tanggung jawab pemimpin. Pendekatan keuangan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan teknologi benar-benar harus dijalankan pemimpin.
Dalam peran manajerial, kepemimpinan Julius Tahija layak diacungi jempol. Bank Niaga bisa menjadi contoh kasus. Inilah bank pertama di negeri ini yang menjalankan prinsip pengelolaan perbankan dengan pendekatan modern.
Tidak tanggung-tanggung, yang dijadikan mitra untuk menjalankan operasional bisnis adalah Citibank. Tka tidak mengherankan bila dari rahim Bank Niaga lahir bankir-bankir profesional yang mempengaruhi hitam putihnya dunia perbankan di tanah air, seperti sosok Robby Djohan, Agus Martowardoyo, Peter B Stok, Winny Hasan, dan Arwin Rasyid.
Peran etikal berbeda dengan peran manajerial. Peran ini lebih pada cara pengamalan nilai-nilai etis berbisnis. Atau jika menggunakan bahasa bisnis kontemporer, peran etikal adalah peran pemimpin dalam menterjemahkan budaya perusahaan ke dalam perilaku seluruh warga organisasi.
Budaya Austindo Group yang dikembangkan bersumber pada prinsip bisnis yang diyakini oleh Julius Tahija. Kompetensi inti organisasi ataupun seluruh karyawan Austindo Group harus bermuara pada prinsip bisnis tersebut.
i sinilah evaluasi paling sempurna seorang pemimpin layak disebut menjalankan peran etikalnya. Walaupun sudah meninggal dan roda bisnis sudah berganti ke generasi kedua, kita tidak pernah mendengar Austindo Group berurusan dengan aparat penegak hukum karena, katakanlah melakukan suap atau ngemplang utang.
Peran spiritual menukik pada pemaknaan berbisnis. Dalam peran ini idiom bernama damai, cinta, kasih, pelayanan, dan ibadah menjadi ekspresi pemimpin untuk menjalankan bisnisnya sekaligus memperlakukan karyawannya.
Oleh Julius Tahija peran spiritual tidak berhenti pada kata-kata semata. Pribadi Julius Tahija yang sangat disegani, baik di dalam maupun luar negeri membuktikan bagaimana peran spiritual dijalankan tanpa retorika. Alangkah indahnya negeri ini bila para pemimpin (bisnis, lebih lagi politik) mengikuti jejak kepemimpinan Julius Tahija.
diposkan oleh Lilik Agung @ 19:10
From: apakabar@clark.net
Date: Thu May 29 1997 - 13:56:00 EDT
________________________________________
Janji
oleh BUNDA PENOLONG ABADI pada 27 September 2010 jam 23:11
Istriku berkata kepada aku yang sedang baca Koran, ”berapa lama lagi kamu baca koran itu? tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.” Aku taruh Koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanyabanjir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India /curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata, “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak ,nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.” Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata, “boleh ayah. Akan saya makan curd rice ini tidakhanya beberapa sendok, tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta…” agak ragu2 sejenak… “…akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?”

Aku menjawab,“Oh pasti sayang”.
Sindu tanya sekali lagi,“betul nih ayah?”
“Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.
Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata: “Sindu jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.” Sindu menjawab, “jangan khawatir ,Sindu tidak minta barang2 mahal kok.”

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yangmemaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah Sindu melewati penderitaannya,dia mendekatiku dengan mata penuh harap. Dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/dibotakinpada hari Minggu. Istriku spontan berkata, “permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidakmungkin!” Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita. Aku coba membujuk: “Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, “tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain,” kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu, “tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaankami.” Sindu dengan menangis berkata, “ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya kenapa ayah sekarang mau menarik/menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala )untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/kekuasaannya, bahkan nyawa anaknyasendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, “janji kita harus ditepati.” Secara serentak istri dan ibuku berkata, “apakah aku sudah gila?” “Tidak,” jawabku, “kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri.”
“Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus. Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya. Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak, “Sindu tolong tunggu saya.” Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak. Aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “anak anda ,Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anaksaya, dia menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu, “bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi kesekolah takut diejek/dihina oleh teman2 sekelasnya. Nah, Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”
Aku berdiri terpaku dan aku menangis. Malaikat kecilku tolong ajarkanku tentang kasih.

7 bulan sudah


Tidak terasa sudah 7 bulan lebih umurmu.